Rabu, 06 Juni 2018

Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan


Bab I
Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

            Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lain. Penduduk bertempat tinggal di dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu pula dan berkemungkinan akan terbentuknya suatu masyarakat di wilayah tersebut. Demikian pula hubungan antara masyarakat dengan kebudayaan, ini adalah hubungan dwi tunggal, yang merupakan kebudayaan adalah hasil dari masyarakat. Kebudayaan bisa terlahir, tumbuh, dan berkembang dalam suatu masyarakat, sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang tidak didukung oleh kebudayaan. Jadi, hubungan antara masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang saling menentukan.
·         Penduduk adalah orang-orang yang mendiami suatu wilayah tertentu, menetap dalam suatu wilayah, tumbuh dan berkembang dalam wilayah tertentu pula.
·         Masyarakat adalah suatu kehiduoan sosial manusia yang menempati wilayah tertentu, yang keteraturannya dalam kehidupan sosialnya telah dimungkinkan karena memiliki pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan mengatur kehidupannya. Hal yang terpenting dalam masyarakat adalah pranata sosial, tanpa pranata sosial kehidupan bersama didalam masyarakat tidak mungkin dilakukan secara teratur. Pranata sosial adalah perangkat peraturan yang mengatur peranan serta hubungan antar anggota masyarakat, baik secara perseorangan maupun secara kelompok.
·         Kebudayaan adalah hasil budi daya manusia, ada yang mendefinisikan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya manusia menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, sedangkan rasa mewujudkan segala norma dan nilai untuk mengatur kehidupan dan cipta merupakan kemampuan berpikir dan kemampuan mental yang menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan.


Pengertian Pertumbuhan Penduduk?
            Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertambahan penduduk merujuk pada semua spesies, tetapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertambahan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. Model pertambahan penduduk meliputi Model Pertambahan Malthusian dan model logistik.
            Dalam demografi dan ekologinilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil di mana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam rumus: 
P=Poekt{\displaystyle P=Poe^{kt}}P = Poekt
Nilai Pertumbuhan =
 Nilai pertumbuhan=(populasi di akhir periode − populasi di awal periode)populasi di awal periode{\displaystyle \mathrm {Nilai\ pertumbuhan} ={\frac {(\mathrm {populasi\ di\ akhir\ periode} \ -\ \mathrm {populasi\ di\ awal\ periode} )}{\mathrm {populasi\ di\ awal\ periode} }}}

Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio, bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi ketika dimulainya periode. Yang merupakan:
Rasio Pertumbuhan = Nilai Pertumbuhan X 100%

Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan Indonesia
1)      Zaman Batu 
            Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam. Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab (India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
2)     Zaman Batu Muda 
            Pada zaman batu muda memiliki ciri-ciri seperti : mulai menetap dan membuat rumah, membentuk kelompok masyarakat desa, bertani, dan berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan. Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.
3) Kebudayaan Hindu, Bhuda dan Islam - Kebudayaan Hindu & Budha
            Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme, sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dan lain-lain.
4) Kebudayaan Islam
            Abad ke 15 dan 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemukapemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai.
Abad ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut, berkembanglah negaranegara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan Majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara-negara yang dimaksud adalah Negara Malaka di Semenanjung Malaka, Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam.         Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisir Kalimantan. Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian terbesar penduduk Indonesia. Kebudayaan Islam memberi saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian Bangsa Indonesia.

Apakah kebudayaan Indonesia kalah dengan budaya asing? Atau kita dapat mempertahankan kebudayaan kita sendiri?
            Maraknya ekspansi budaya asing di Indonesia tak selalu berdampak buruk. Di era globalisasi, setiap negara bebas melakukan ekspansi budaya ke negara lain. Dulu, budaya Barat dengan leluasa melakukan penetrasi budaya ke berbagai negara lain. Kini, Barat tak sendiri. Korea dan Jepang ikut pula mendominasi ekspansi budaya. Tak hanya berhenti di Asia, budaya Korea dan Jepang hadir pula di Eropa dan Amerika. Saat ini, budaya Korea dan Jepang masuk ke Indonesia dengan beragam cara. Mulai dari fashion, musik, film, hingga menu makanan. Selain itu, masuknya budaya negara lain dapat menjadi warna baru bagi industri kreatif Tanah Air. Sehingga, ekspansi budaya yang ada sebenarnya memiliki nilai positif untuk perkembangan Indonesia.
            Kehadiran budaya asing tak langsung berarti mengancam budaya Indonesia asli. Kecintaan masyarakat pada budaya tradisional khas Indonesia pun tak seketika luntur oleh budaya negara lain. setiap negara pasti memiliki kelebihan masing-masing sebagai senjata untuk membuat negara lain kenal dengan negara mereka. Indonesia, misalnya. ndonesia menjadikan bidang pariwisata sebagai unggulan utama milik bangsa. Banyaknya budaya, alam, pulau, dan bahasa yang unik, membuat Indonesia memiliki daya tariknya sendiri. Meski masuknya budaya asing tak pernah dilihat sebagai ancaman, pemerintah tetap menyaring setiap budaya asing yang masuk ke Tanah Air.
            Selama ini Kemenparekraf memiliki kriteria dan persyaratan tersendiri dalam menghadapi gempuran budaya asing. Sudah puluhan tahun masyarakat Indonesia akrab dengan kehadiran Doraemon sebagai pengisi hari libur. Begitu pula dengan film Jepang dan musik asal Negeri Sakura yang dikenal juga dengan J-pop.
            Kerap dibuat terpukau oleh beragam budaya negara lain, tak membuat Indonesia berdiam diri. Lewat film, Indonesia melakukan serangan balik dan ikut tampil dalam gelaran festival film terbesar di Jepang, Tokyo Internasional Film Festival (TIFF). Tepatnya Oktober 2012, TIFF memberikan kesempatan besar bagi film Indonesia untuk ikut unjuk gigi di gelaran ini. Satu katagori khusus, yaitu “ndonesia Express”, disiapkan bagi film-film Indonesia yang tampil. Pada gelaran ke-25 TIFF, terdapat tujuh film Indonesia yang unjuk gigi. Ketujuh film tersebut, yakni Atambua 39 Derajat Celcius, Sang Pemimpi dan Laskar Pelangi garapan Riri Riza, Babi Buta yang Ingin Terbang dan Kebun Binatang garapan Edwin, serta Mata Tertutup dan Seogija garapan Garin Nugroho. Perkembangan budaya hiburan Indonesia saat ini masih jauh tertinggal dari negara Asia lainnya. Mulai dari film, musik, dan karya lainnya. Meski kualitas budaya lokal tak kalah dengan budaya asing, tak sedikit masyarakat lebih memilih menikmati budaya asing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar