Kawasan industri Karawang saat ini menjadi
salah satu prioritas pembangunan di Jawa Barat. Berdasarkan data Kementerian
Perindustrian, terdapat sekitar 2.381,97 hektare lahan yang tengah dikembangkan
menjadi sepuluh kawasan industri baru bertaraf nasional dan internasional di
wilayah Jawa Barat. Dari jumlah tersebut, 851,97 hektare atau sekitar 35%
berada di wilayah Karawang.
Karawang
disiapkan pemerintah sebagai kawasan industri modern melalui penerbitan Keppres
Nomor 53 Tahun 1989 tentang Pengembangan Kawasan Industri. Ditambah dengan
prospek pembangunan bandara internasional dan kereta cepat Jakarta–Bandung,
Karawang semakin menjanjikan sebagai kawasan yang menawarkan aksesibilitas
tinggi.
Kini,
telah hadir beberapa kawasan industri berskala besar di Karawang, antara lain :
Karawang International Industry City (KIIC), Kawasan Mitra Karawang (KIM),
Kawasan Surya Cipta, Kawasan Indotaisei, dan Kawasan Bukit Indah City di jalur
Cikampek, dengan luas mencapai ribuan hektare. Implikasinya, kini, tercatat
lebih dari 500 ribu pekerja industri dengan beragam tingkatan, baik pekerja
lokal maupun ekspatriat, dan akan terus bertambah.
Salah
satu pengembangan yang saat ini sedang didukung Pemda Karawang adalah Karawang
New Industry City (KNIC). Dalam konsep KNIC, kawasan industri merupakan salah
satu bagian dari pengembangan kota industri terintegrasi kelas dunia. Kota
Industri Terintegrasi KNIC akan terdiri dari lima industry park, yaitu Material
Konstruksi (Construction Materials), Otomotive (Automotive), Elektronik
(Consumer Electronic), Logistik (Logistics Service), serta UKM & Inovasi
(SME & Innovation). Keberadaan kota industri ini
diharapkan dapat mendorong inovasi dan turut berkontribusi meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah serta menciptakan multiplier-effect yang
bermanfaat bagi perkembangan sosio-ekonomi di Karawang dan daerah sekitarnya.
Perusahaan asing yang kian memenuhi kawasan industri Karawang salah satunya berasal dari Jepang. Perusahaan-perusahaan ini tentu membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak. Tidak hanya buruh, tenaga kerja yang dibutuhkan juga berasal dari level menengah ke atas hingga staf profesional.
Sekarang ini pembangunan apartemen juga mulai menjamur namun masih terkonsentrasi di daerah
komersial. Dalam kata lain, apartemen banyak ditemukan di kawasan industri yang
sudah jadi. Hal ini disebabkan karena tidak banyak lahan yang jual, sehingga
fokusnya di area komersial atau di lokasi premium. Mengingat, tenaga kerja ekspatriat
dan tenaga ahli cenderung mencari hunian sewa di dekat kantor atau tempat kerja
mereka. Pengembangan township pertumbuhan industri ini
mendorong pengembangan residensial juga. Permintaan akan datang dari para
pekerja di kawasan industri tersebut. Jika lokasi tempat kerja dekat dengan
hunian dan didukung dengan fasilitas, maka kawasan tersebut menciptakan prospek
baru. Pengembangan dengan konsep township akan menguntungkan karena tidak hanya
berisi residensial tetapi juga area komersial.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar