Jumat, 09 November 2018

Pengalaman Masuk Kuliah


Hello, sebelumnya gue pengen ngenalin diri gue dulu nih, nama gue angga putra adittya biasa dipanggil angga lahir tanggal 27 desember 1999 hehe. Btw sekarang gue pengen sedikit cerita nih tentang pengalaman gue saat masuk perguruan tinggi hehe. Langsung aja kali ya gue mulai, jadi dulu gue sekolah di SMA 3 karawang jaraknya sekitar 8 km dari rumah gue. Setiap hari gue ke sekolah naik motor hehe. Pada saat gue kelas 12 inilah momen yang gak bisa gue lupain. Momen dimana gue berjuang mati-matian untuk bisa kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Oke, saat ini gue berstatus mahasiswa di Universitas Gunadarma jurusan Teknik Industri tahun 2017. Disini gue pengen cerita kenapa gue bisa masuk di Universitas Gunadarma ini hehe. Pada saat lulus sekolah, gue pengen banget yang namanya bisa menjadi mahasiswa di salah satu PTN terbaik di Indonesia yaitu Universitas Indonesia. Semua cara dan alur untuk bisa masuk PTN semuanya gue ikutin mulai dari SNMPTN, SBMPTN maupun jalur mandiri. Ohiya, dulu pas gue kelas 12 SMA gue gak ikut yang namanya bimbel atau les di luar sekolah, padahal ortu gue dulu nyuruh gue untuk ikut bimbel di luar ya tapi apadaya gue mager saat itu haha. Dan akhirnya gue pun cuma ikut bimbel yang diadakan oleh pihak sekolah. Dulu saat pendaftaran SNMPTN, gue agak sedikit senang karena nama gue termasuk dalam daftar nama yang lolos untuk bisa ikut SNMPTN dari seluruh siswa di sekolah gue. Nah pada saat daftar SNMPTN gue milih dua universitas yaitu UNPAD dan IPB. Di UNPAD gue ngambil program studi teknik informatika dan di IPB gue ngambil program studi bisnis, karena yang gue tau dulu IPB tuh punya sekolah bisnis yang memang sudah bagus. Oke, di SNMPTN ini gue gak mengharap lebih sih bukannya pesimis tapi gue juga sadar karena nilai raport gue di semester 3 dan 4 ini agak sedikit menurun :(. Tibalah saat yang gue tunggu-tunggu yaitu pengumuman hasil SNMPTN hehe, dan apa yang terjadi gue dinyatakan tidak lolos :( gue sempet sedih pada saat itu, tapi tenang masih ada SBMPTN hehe. Nah waktu SBMPTN ini gue belajar dari nol lagi, karena gue lintas jurusan mau ngambil prgram studi soshum, btw dulu gue di sekolah IPA ya haha. Disini sangat menyita waktu gue, karena gue harus belajar lagi secara otodidak materi yang memang belum di ajarkan di kelas pada saat gue sekolah dulu. Selanjutnya tibalah saat untuk pendaftaran SBMPTN, saai itu gue mendaftar di UI jurusan hukum dan administrasi fiskal dan di UNPAD jurusan hukum. Nah pada waktu sebelum test SBMPTN, ada try out yang diselenggarakan oleh Universitas Gunadarma, disitu gue ikut try out nya dan mengisi formulir beasiswa untuk bisa kuliah disana. Tapi alhasil gue merasakan kecewa lagi, gue lagi lagi gagal untuk bisa menjadi mahasiswa PTN, karena gue dinyatakan tidak lolos SBMPTN. Pada ssat itu tinggal satu cara lagi untuk gue bisa kuliah di PTN yaitu lewat jalur mandiri. Pada masa menunggu test jalur mandiri, gue mendapat kabar bahwa gue dinyatakan diterima di Universitas Gunadarma jurusan teknik industri lewat jalur beasiswa sesuai dengan formulir yang gue isi pada saat itu, dan itu membuat gue agak sedikit tenang, setidaknya ada cadangan universitas swasta seandainya gue gagal untuk kuliah di unversitas negeri. Tibalah saatnya test jalur mandiri, gue ikut SIMAK UI pada saat itu. Gue memilih 3 jurusan pada saat itu dan testnya di salah satu sekolah di daerah kalibata . Pada saat gue menunggu hasil SIMAK UI ,gue juga ikut jalur mandiri Universitas Brawijaya, nah pada jalur mandiri ini gue gak perlu test lagi karena sistemnya memakai hasil nilai SBMPTN. Saat yang menegangkan pun tiba yaitu pengumuman hasil SIMAK UI dan jalur mandiri Brawijaya, dan apa yang terjadi gue gagal lagi pada seleksi tersebut :(. Pupus sudah harapan dan impian gue untuk bisa kuliah di universitas negeri. Tapi gue gak boleh putus asa karena masih banyak universitas swasta yang memang kualitasnya bisa sebanding dengan universitas negeri yang ada. Akhirnya gue pun memutuskan untuk mengambil beasiswa masuk Univeristas Gunadarma lewat jalur try out itu dan segera untuk melakukan daftar ulang hehe. Alhasil gue sekarang sudah menjadi bagian dari Universitas Gunadarma jurusan Teknik Industri semester 3 hehe.

Mungkin segitu dulu cerita dari gue, semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi yang membacanya dan apabila ada kata kata yang kurang berkenan gue mohon maaf.

Sekian dan terima kasih :)

Kamis, 08 November 2018

Taukah Kalian Tentang Black Box Pada Pesawat Terbang ?

Hello, disini saya ingin berbagi sedikit pengetahuan tentang salah satu bagian terpenting dari pesawat terbang yaitu black box.

Apa sih black box itu ?
Black box atau kotak hitam adalah sekumpulan perangkat yang digunakan dalam bidang transportasi pesawat terbang. Alat ini umumnya merujuk kepada perekam data penerbangan (flight data recorder, FDR) dan perekam suara kokpit (cockpit voice recorder, CVR) dalam pesawat terbang. Black box berfungsi untuk merekam pembicaraan antara Pilot dengan pemandu lalu lintas udara atau Air Traffic Control (ATC) serta untuk mengetahui tekanan udara dan kondisi cuaca selama penerbangan. Walaupun dinamakan kotak hitam atau black box, tetapi sesungguhnya alat ini tidak berwarna hitam melainkan berwarna jingga (orange) hal ini disebabkan untuk mempermudah pencaharian jika pesawat tersebut mengalami musibah atau kecelakaan. Penempatan blackbox ini dilakukan sedemikian rupa sehingga mudah untuk ditemukan. Umumnya disetiap pesawat terbang terdapat dua unit blackbox. Satu ditempatkan dibagian depan pesawat dan lainnya ditempatkan dibagian ekor pesawat yang diyakini merupakan bagian yang utuh bila ditemukan.
        
Kotak hitam dirancang sedemikian rupa sehingga bisa menyimpan dan menyelamatkan data penting tersebut. Kotak pembungkusnya terbuat dari aluminium, lalu ada lapisan insulasi yang berfungsi melindungi peranti dari suhu tinggi, dan di bagian terluar ada pembungkus dari bahan titanium atau baja. Sebelum dipasang di jet komersial, kotak hitam berulang kali diuji untuk memastikan benda itu tidak mudah rusak atau hancur. Jarang sekali kotak hitam pesawat hancur atau tak bisa ditemukan.
Dalam sejarah penerbangan modern kasus seperti itu hanya terjadi beberapa kali. Kotak hitam terbuat dari aluminium, berbobot 10 kilogram, dan memiliki panjang 49,7 sentimeter. Lantaran bobotnya, kotak hitam tidak bisa mengambang di air dan akan langsung tenggelam ke dasar lautan.

Black box terdiri atas dua perangkat utama yaitu Cockpit Voice Recoreder (CVR) dan Flight Data Recorder (FDR). Berikut penjelasannya :

1. Cockpit Voice Recoreder (CVR)
Perekam suara kokpit atau Cockpit Voice Recorder (CVR) merekam suara yang terjadi di kokpit sekaligus merekam komunikasi pilot dengan menara pengatur lalu lintas udara. Di dalam kokpit memang terdapat beberapa mikrofon. Ini bisa merekam percakapan dan suara lainnya yang terjadi dalam kabin. Semisal suara benda jatuh, benturan maupun berupa gedoran. Mungkin ada hingga empat mikrofon di kokpit pesawat, masing-masing terhubung ke perekam suara kokpit (CVR). Mikrofon-mikrofon ini mengirim audio ke CVR, yang mendigitalkan dan menyimpan sinyal. Di kokpit, ada juga alat yang disebut unit kontrol yang terkait, yang menyediakan pra-amplifikasi untuk audio yang masuk ke CVR. Keempat mikrofon ditempatkan di headset pilot, headset co-pilot, headset anggota kru ketiga (jika ada anggota kru ketiga) dan dekat pusat kokpit, untuk mengambil peringatan audio dan suara lainnya. Kebanyakan CDR magnetic-tape menyimpan 30 menit terakhir suara. Mereka menggunakan loop rekaman terus menerus yang menyelesaikan siklus setiap 30 menit. Saat material baru direkam, material tertua diganti. CVR yang menggunakan penyimpanan solid-state dapat merekam dua jam audio. Serupa dengan perekam pita-magnetik, perekam solid-state juga merekam materi lama.

2. Flight Data Recorder (FDR)
Perekam data penerbangan (FDR) dirancang untuk merekam data operasi dari sistem pesawat. Ada sensor kabel dari berbagai area di pesawat ke unit perekam data penerbangan, yang ditransfer ke FDR. Jadi kapan pun pilot menyalakan saklar atau memutar tombol, FDR mencatat setiap tindakan. Pada tanggal 17 Juli 1997, FAA mengeluarkan Kode Peraturan Federal yang mengharuskan pencatatan setidaknya 88 parameter pada pesawat yang diproduksi setelah 19 Agustus 2002. Berikut adalah beberapa parameter yang dicatat oleh sebagian besar FDR:

1. Waktu
2. Ketinggian tekanan

3. Kecepatan udara
4. Percepatan vertikal
5. Tajuk magnet
6. Posisi kolom kontrol
7. Posisi kemudi rudder
8. Posisi roda kontrol
9. Penstabil horizontal
10. Aliran bahan bakar
Perekam solid-state dapat melacak lebih banyak parameter daripada pita magnetik karena memungkinkan aliran data yang lebih cepat. Solid-state FDR dapat menyimpan hingga 25 jam data penerbangan. Setiap parameter tambahan yang dicatat oleh FDR memberi penyidik ​​satu petunjuk lagi tentang penyebab kecelakaan.


Mungkin segitu dulu ya tulisan tentang black box pesawat terbang ini, semoga postingan ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita.

Sekian dan terima kasih :)


Sumber